Impian Yang Tak Hanya Menjadi Mimpi

Hardiles Jumades Alumni Bidikmisi Universitas Sultan Ageng

Namaku Hardiles Jumades. Aku lahir dari keluarga sederhana. Ayahku adalah seorang penjahit dan ibuku sebagai ibu rumah tangga. Akhir tahun ajaran 2012 saat akan lulus SMA aku mengutarakan niat kepada orang tuaku bahwa aku ingin sekali melanjutkan kuliah. Tetapi orang tuaku hanya menjawab, “Nak, kami tak bisa membantu secara materi, hanya do’a dan jagalah impianmu jika kau yakin akan mencapainya, Allah akan menunjukan jalannya. Tak kusangka ada salah seorang guruku yang memberiku uang 200 ribu rupiah untuk membiayaiku mendaftar SNMPTN Tulis (saat ini menjadi SBMPTN). Aku pun mencoba mendaftar bidikmisi dan belajar dengan buku yang kubeli dari hasil tabunganku. Alhamdulillah Allah mengizinkan aku diterima sebagai mahasiswa jurusan agribisnis di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selama menjadi mahasiswa aku tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan hanya berkuliah saja. Aku aktif mengikuti organisasi Ikatan Keluarga Mahasiswa Bidimisi dikampusku dan pernah menjadi wakil ketua umum serta ketua dewan pertimbangan saat itu. Akupun aktif mengikuti ajang-ajang perlombaan. Aku ingat pertama kali mengikuti perlombaan saat itu masih semester 1 aku mengikuti lomba esai dalam rangka dies natalis dikampusku, dari awalnya hanya iseng, tak disangka ternyata aku mendapat juara 1. Dari situlah pengalaman adiktif yang membuatku mulai candu untuk mencoba mengikuti lomba-lomba lainnya. Hasilpun tidak mengkhianati proses. Hingga aku menjadi Runner Up Duta Mahasiswa Genre Provinsi Banten tahun 2014, pernah menjadi delegasi KKN Nasional Kebangsaan di Provinsi Riau tahun 2015. Hingga 4 piala diajang lomba debat mulai dari tingkat kampus, provinsi hingga nasional di Semarang dan Palembang pernah aku ikuti. Dan akhirnya akupun lulus dalam waktu 4 tahun dengan predikat cum laude dengan IPK 3,59.

            Beberapa prestasi dan pengalaman organisasi selama kuliah ternyata tidak menjamin aku mudah dalam  mendapatkan pekerjaan. Persaingan yang kian ketat serta minimnya lapangan pekerjaan, membuat 1 tahun pasca lulus hanya aku gunakan untuk melamar pekerjaan kesana sini. Hingga pada saat itu, ada 1 lowongan pekerjaan yang membuatku sangat tertarik dan bersungguh-sungguh untuk bisa mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan multinasional tersebut. 6 Bulan masa seleksi dengan 5 tahap yang ketat dari 12.000 pendaftar. Dengan do’a orang tua membuatku menjadi salah satu dari 12 orang yang di terima di perusahaan yang kuimpikan tersebut.

            Kini, aku sungguh bersyukur dengan segala hal proses kehidupan yang telah kulalui. Menjadi seorang Assistant Area Sales Manager di PT. Unilever Indonesia dengan penghasilan sekitar 12 juta rupiah per bulan. Tentu hal ini tak lepas dari do’a kedua orang tuaku serta semangat untuk menjaga impian itu tetap ada dan tak hanya menjadi mimpi, kini aku telah berhasil memutus mata rantai kemiskinan di keluargaku. Dan sebagai rasa syukur dan terimakasihku, Insya Allah di tahun 2019 nanti aku akan memberangkatkan kedua orangtuaku ke tanah suci untuk  melaksanakan ibadah umroh. Dan aku berharap bahwa akan ada banyak orang lain diluar sana yang bisa mewujudkan impiannya serta memutus mata rantai kemiskinan melalui beasiswa bidimisi.

About the author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *